Unnes
(5/6), suasana Universitas Negeri Semarang tepatnya di panggung terbuka
Fakultas Bahasa dan Seni begitu mengharukan. Malam itu tepat memperingati 100
hari almarhum Siddiq Ranu Wijaya (dosen Bahasa Jawa). Acara tersebut merupakan
acara persembahan untuk Ranu yang dibuat oleh teman-teman dari UKM Kesenian
Jawa, sebagai tanda sayang mereka kepada Ranu. Dalam acara tersebut dihadiri
ayah, ibu, serta adik perempuan dari Almarhum Ranu. Rangkaian acara dibuat
menarik mungkin, mulai dari persembahan geguritan, macapat, tari, launching
buku, launching perpustakaan dan persembahan inti yaitu ketoprak dengan lakon
“Daredah”. Acara dimulai dengan persembahan berupa geguritan yang disampaikan
oleh mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yaitu Iis Islamiyah, Siti
Fatimah, Melanti, dan Ivanka, kemudian dilanjutkan dengan persembahan berupa
macapat. Macapat tersebut termasuk macapat dhandhanggula yang diciptakan oleh
Wahyu khusus untuk Almarhum Ranu. Acara dilanjutkan dengan persembahan Tari
Sesaji yang dirasakan begitu mistis, kemudian launching buku dengan judul
“kanggo Ranu”dan launching perpustakaan Siddha Dharma Siswa. Buku tersebut
berisi kumpulan tulisan Ranu dan juga tulisan-tulisan yang menyangkut Almarhum Ranu,
sedangkan perpustakaan berisi dengan semua buku yang dimiliki Almarhum Ranu.
Suasana begitu mengharukan saat ayah dan ibu dari Almarhum Ranu memberi sambutan,
dalam sambutannya ayah Almarhum Ranu mengucapkan terima kasih banyak kepada
teman-teman dari UKM yang sudah menyiapkan semua acara dengan baik. Beliau juga
menyatakan bahwa beliau sangat bangga kepada Almarhum Ranu, dan menyerahkan
semua buku milik Ranu supaya bisa bermanfaat bagi semuanya. Acara ditutup
dengan persembahan ketoprak. Para pemain ketoprak bukan hanya mahasiswa
melainkan para dosen Bahasa Jawa, seperti Bapak Teguh, Bapak Sungging, Bapak
Widodo, dan masih banyak yang ikut serta.