Upacara sedekah bumi yang dilaksanakan masyarakat Desa Sukorukun tidak lepas dari yang namanya sesaji atau sajen.Sesajen dibuat untuk mengucap syukur atau sebagai tanda penghormatan kepada Tuhan atau leluhur. Sesaji tersebut biasanya diletakkan di tempat tertentu. Desa Sukorukun dibagi menjadi dua dukuh yaitu Dukuh Sobo dan Dukuh Tlanaan. Masing-masing dukuh mempunyai tempat sakral atau masyarakat sering menyebutnya dengan punden. Sesaji akan diletakkan di tempat sakral atau punden masing-masing dukuh tersebut. Dukuh Tlanaan yaitu di bawah pohon beringin besar yanhg letaknya di tengah makam atau kuburan, sedangkan Dukuh Sobo di perempatan jalan, perbatasan antara kedua dukuh tersebut. Bentuk dari sesaji itu sendiri berupa nasi dan makanan lain, daun-daun bunga dan kemenyan.Tiap bagian dari sesajen memiliki maknanya tersendiri. Berikut penjelasannya :
1. Beras/nasi/padi : biasanya dibentuk seperti gunungan (tumpeng) - melambangkan kesempurnaan, ketuntasan. Sebagai manusia, jika melakukan sesuatu, harus dengan sungguh-sungguh, tidak setengah-setengah, selesaikan apa yang telah dimulai. Tumpeng, adalah singkatan dari "tumungkulo sing mempeng" yang berarti, "jika ingin selamat, rajinlah beribadah atau dengan kata lain ingatlah kepada Tuhan.
2. Urap : Selama kita hidup di dunia ini, jadilah orang yang berarti bagi masyarakat sekitar, alam semesta, lingkungan, agama, dan negara. Kalau diartikan dengan mudah - jadilah orang yang berguna, yang baik, yang positif. Berikan kontribusi yang baik.
3.Bubur panca warna : (panca artinya lima/5) - Bubur jagung, ketan putih, bubur kacang hijau, ketan hitam dan bubur beras merah. Bubur diletakkan di semua arah mata angin, yang satu diletakkan di tengah, orang Jawa menyebutnya sebagai "Kiblat Papat Limo Pancer". Menyimbolkan kelima elemen alam yaitu: air, udara, api, tanah dan angkasa.
1. Beras/nasi/padi : biasanya dibentuk seperti gunungan (tumpeng) - melambangkan kesempurnaan, ketuntasan. Sebagai manusia, jika melakukan sesuatu, harus dengan sungguh-sungguh, tidak setengah-setengah, selesaikan apa yang telah dimulai. Tumpeng, adalah singkatan dari "tumungkulo sing mempeng" yang berarti, "jika ingin selamat, rajinlah beribadah atau dengan kata lain ingatlah kepada Tuhan.
2. Urap : Selama kita hidup di dunia ini, jadilah orang yang berarti bagi masyarakat sekitar, alam semesta, lingkungan, agama, dan negara. Kalau diartikan dengan mudah - jadilah orang yang berguna, yang baik, yang positif. Berikan kontribusi yang baik.
3.Bubur panca warna : (panca artinya lima/5) - Bubur jagung, ketan putih, bubur kacang hijau, ketan hitam dan bubur beras merah. Bubur diletakkan di semua arah mata angin, yang satu diletakkan di tengah, orang Jawa menyebutnya sebagai "Kiblat Papat Limo Pancer". Menyimbolkan kelima elemen alam yaitu: air, udara, api, tanah dan angkasa.
4. Jajanan pasar : Representasi dari kerukunan, walaupun manusia dan komunitasnya selalu berbeda, hendaknya selalu ada tenggang rasa.
5. Pisang Raja Gandheng : Simbolisasi dari cita-cita yang besar dan luhur. Sebagai manusia, hendaknya kita terus membangun bangsa dan negara.
6.Ayam ingkung: Melambangkan cinta kasih dan pengorbanan. Selama kita hidup, berilah kasih sayang, perhatian, kepedulian, pengorbanan.
7. Ikan bandeng atau ikan asin (yang berduri banyak): Artinya, rejeki berlimpah. Jika memakai ikan teri, yang hidupnya biasa bergerombol, ini melambangkan kerukunan.
8.Telur : Simbol dari asal mula kehidupan yang selalu berada dalam dua sisi yang berbeda seperti laki-laki / perempuan, siang / malam.
9.Air dan bunga: Melambangkan air yang menjadi kebutuhan pokok manusia sehari-hari.
10.Kopi pahit : Melambangkan elemen air tetapi juga sebagai simbol kerukunan dan persaudaraan (karena kopi biasanya diminum pada saat pertemuan, acara sosial, perkumpulan.
0 komentar:
Posting Komentar