Jumat, 04 Juli 2014

Midodareni



Midodareni adalah sebuah prosesi menjelang acara panggih dan akad nikah. Midodareni sendiri berasal dari kata widodari yang dalam bahasa Jawa bermakna bidadari. Mitos yang berkembang di kalangan masyarakat jawa sendiri kenapa diadakannya acara prosesi Midodareni adalah karena konon pada malam itu para bidadari dari khayangan turun ke bumi dan bertandang ke rumah calon mempelai wanita guna ikut mempercantik dan menyempurnakan calon pengantin wanita. Midodareni adalah tahap terakhir dalam upacara pernikahan di dalam adat jawa tradisional. Midodareni ini ditujukan untuk merayakan pengantin wanita yang akan melempaskan status masa lajangnya upacara ini dilaksanakan pada malam hari penjelang pernikahan di kediaman pengantin wanita. Dalam proses ini, calon pengantin perempuan akan didandani dan kemudian “disembunyikan” didalam kamar untuk di persiapkan “menerima tamu”, yaitu dewi widodari dari khayangan. Makna malam Midodareni bisa terlihat dari prosesi yang akan dilaksanakan pada malam Midodareni. Prosesi malam Midodareni antara lain adalah (sesuai urutan) :

1. Jonggolan / Nyantri

Jonggolan / Nyantri adalah datangnya calon pengantin pria ke tempat calon mertua. ‘Njonggol’ diartikan sebagai menampakkan diri. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan selamat, dan hatinya telah mantap untuk menikahi putri mereka.
Pada saat Malam Midodareni, calon pengantin pria melakukan jonggolan tidak didampingi oleh orang tua nya. Namun hanya di dampingi oleh wakil keluarga yang telah ditunjuk oleh orang tua pengantin pria. Pada saat Malam Midodareni calon pengantin pria memberikan calon pengantin wanita berupa bingkisan yang berisi semua kebutuhan sehari-hari calon pengantin wanita. Bingkisan ini yang biasa disebut Seserahan. Dan harus dalan jumlah ganjil. Selama berada di rumah calon pengantin wanita, calon pengantin pria menunggu di beranda dan hanya disuguhi air putih oleh calon ibu mertua / ibu calon pengantin wanita.

2. Tantingan

Setelah calon pengantin pria datang menunjukkan kemantapan hatinya dan diterima niatnya oleh keluarga calon pengantin wanita saatnya calon pengantin wanita (sekali lagi) ditanya oleh kedua orang tuanya tentang kemantapan hatinya.
Pada malam midodareni calon pengantin wanita hanya diperbolehkan berada di dalam kamar pengantin. Dan yang dapat melihat hanya saudara dan tamu yang wanita saja. Para Gadis dan Ibu-ibu.
Kedua orangtua mendatangi calon pengantin wanita di dalam kamar, menanyakan kemantapan hatinya untuk berumah tangga. Maka calon pengantin wanita akan menyatakan ikhlas menyerahkan sepenuhnya kepada orangtua.

3. Pembacaan dan Penyerahan Catur Wedha

Catur Wedha adalah wejangan yang disampaikan oleh calon bapak mertua / bapak calon pengantin wanita kepada calon pengantin pria. Catur Wedha ini berisi empat pedoman hidup. Diharapkan Catur Wedha ini menjadi bekal untuk calon pengantin dalam mengarungi hidup berumah tangga nanti.

4. Wilujengan Majemukan

Wilujengan Majemukan adalah silaturahmi antara keluarga calon pengantin pria dan wanita yang bermakna kerelaan kedua pihak untuk saling berbesanan. Selanjutnya ibu calon pengantin wanita menyerahkan angsul-angsul atau oleh-oleh berupa makanan untuk dibawa pulang, orang tua calon pengantin wanita memberikan kepada calon pengantin pria :
§ Kancing gelung : seperangkat pakaian untuk dikenakan pada upacara panggih
§ Sebuah pusaka berbentuk dhuwung atau keris, yang bermakna untuk melindungi keluarganya kelak.

Meskipun terdapat perbedaan antara zaman dulu dan sekarang, hal itu dikarenakan karena seiring perkembangan zaman. Namun makna dari acara midodareni tetap sama yaitu : (1) Menunjukkan sikap suci kedua calon pengantin untuk menjalankan perkawinan, ucapan syukur kepada Allah dan memohon kepada Allah agar upacara perkawinan sukses, (2) Membersihkan diri sebelum melangkah ke upacara yang sakral, (3) Mengharap bisa secantik bidadari yang anggun saat upacara pernikahan berlangsung, (4) Pelepasan tanggung jawab orang tua kepada anak, karena anaknya kelak akan menjadi tanggung jawab suaminya.

2 komentar:

  1. terimakasih atas artikelnya. pernikahan adat jawa itu memang menarik sekali. rangkaiannya panjang dan sakral. nice post!

    BalasHapus
  2. Terimakasih atas artikelnya sangat membantu

    BalasHapus